11 June 2011

Kajian Pakan ternak Ikan

Masalah pakan merupakan kunci suksesnya pemeliharaan ternak dan ikan, karena dapat mencapai 70 % dari seluruh biaya usaha.  Selama ini sebagian besar peternak dan petani ikan hidupnya banyak tergantung pada keberadaan pakan pabrik.  Sementara pabrik pakan tak bisa berbuat banyak ketika harga bahan baku pakan (import) meningkat, sehingga harga pakan terus meningkat. 
Untuk mengatasi mahalnya harga pakan tsb, maka petani di daerah perlu dibekali teknologi pembuatan pakan ternak/ikan yang bahan bakunya dapat diperoleh dari daerah setempat (lokal).  Sehingga hasil produksi petani, seperti : singkong, jagung, kedelai, dedak, sagu, tepung ikan, dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin.
Sedangkan untuk meningkatan nilai gizi/nutrisi dari bahan baku lokal tersebut, dapat digunakan bioteknologi (probiotik), sehingga diperoleh pakan berbasis bahan lokal. Pengembangan "pabrik mini pakan”, tentunya akan dapat membangkitkan dan memacu pembangunan pertanian masyarakat pedesaan.

Tim pakan BPPT, sejak 1998 telah mengkaji dan menerapkan teknologi pembuatan pakan ternak/ikan dari bahan baku lokal di Lab. Nutrisi Agroindustri dan Bioteknologi BPPT.  Teknik penyusunan formulasi pakan dilakukan melalui program FeedStaR, yang programnya telah dibuat BPPT dalam bahasa Indonesia.  Peralatan/mesin mini pakan dirancang sesuai dengan kapasitas kebutuhan daerah, khususnya mesin pellet sistem kering.  Adapun hasil produksi pakan tersebut adalah  pakan berbentuk pellet (kering) atau mesh (bubuk), yang berharga kompetitif (murah), namun tetap memenuhi syarat nutrisi ternak-ikan.  

Program Formulasi Pakan :
Menyusun pakan secara tepat dan cepat.
  sesuai dengan kebutuhan nutrisi ternak-ikan.
Menyusun pakan dengan harga terendah.
Menyusun pakan dengan berbagai bahan
   baku yang tersedia di daerah.

Pakan yang dihasilkan a.l. untuk : ayam broiler/petelur, itik, puyuh, domba, kambing, sapi potong/perah, kelinci, ikan, dll.

No comments:

Post a Comment